Wapauwe yang berlokasi di desa Kitetu, kecamatan Leihitu kabupaten Maluku Tengah ini masih terlihat asli dan utuh. Masjid ini didirikan pada tahun 1414 Masehi oleh Imam Rijali. Masjid ini terletak di Kaki gunung Wawane dan pertama kali di bangun beratapkan ijuk atau gemutu, dinding terbuat dari rangka kayu dan pelepah rumbiah, penyangga tidak menggunakan paku dan disetiap ujung atap yang berukuran segi empat terdapat ukiran asma Allah SWT dan Muhammad SAW. Pada tahun 1464 Masehi dilakukan perbaikan masjid oleh Imam Is (seorang ulama yang mengembangngkan syiar Islam di Wawane). Pada tahun 1700 masehi pada bagian kubah dipasang tiang berbentuk alif yang terbuat dari kayu Kanjoli. Di masjid ini tersimpan naskah Khutbah Idulfitri serta kitab suci Alquran tertua yang ditulis oleh Nur Cahaya pada tahun 1590 Masehi (seorang murid Imam Rijali), selain itu juga terdapat sebuah kitab berjanji yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad SAW, dan juga terdapat sebuah batu serta timbangan kayu untuk menentukan zakat fitrah yang digunakan penduduk asli pada masa itu.
Jumat, 16 Desember 2011
Wapauwe
Wapauwe yang berlokasi di desa Kitetu, kecamatan Leihitu kabupaten Maluku Tengah ini masih terlihat asli dan utuh. Masjid ini didirikan pada tahun 1414 Masehi oleh Imam Rijali. Masjid ini terletak di Kaki gunung Wawane dan pertama kali di bangun beratapkan ijuk atau gemutu, dinding terbuat dari rangka kayu dan pelepah rumbiah, penyangga tidak menggunakan paku dan disetiap ujung atap yang berukuran segi empat terdapat ukiran asma Allah SWT dan Muhammad SAW. Pada tahun 1464 Masehi dilakukan perbaikan masjid oleh Imam Is (seorang ulama yang mengembangngkan syiar Islam di Wawane). Pada tahun 1700 masehi pada bagian kubah dipasang tiang berbentuk alif yang terbuat dari kayu Kanjoli. Di masjid ini tersimpan naskah Khutbah Idulfitri serta kitab suci Alquran tertua yang ditulis oleh Nur Cahaya pada tahun 1590 Masehi (seorang murid Imam Rijali), selain itu juga terdapat sebuah kitab berjanji yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad SAW, dan juga terdapat sebuah batu serta timbangan kayu untuk menentukan zakat fitrah yang digunakan penduduk asli pada masa itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar